Posts

Showing posts from 2016

Main ke Jeonju, kota kelahiran para raja (part 3 - end)

Image
Setelah cari makan malam dan membuktikan nikmatnya Bibimbap Jeonju yang kesohor plus 'olahraga' jalan nanjak di Mural Village, saatnya merasakan perkampungan yang kental dengan hawa tradisional Korea di Jeonju hanok village. Posisi Hanok Village ini ada di tengah kota Jeonju. Dilestarikan dengan baik dan sebagian besar sekarang digunakan sebagai sarana usaha. Baik berupa toko ataupun penginapan. Konon ada sekitar 800 rumah hanok di sini. Rute kami dimulai dari gerbang Pungnammun, yang dibangun tahun 1768 saat dinasti Joseon masih berkuasa. Dari 4 gerbang yang melindungi istana, hanya gerbang ini yang tersisa. Itupun sempat hancur sebagian saat pendudukan Jepang. Kemudian direstorasi tahun 1978. Seperti peninggalan berupa gerbang istana lainnya, Pungnammun berada di tengah lingkaran dan dekat pasar. pose nunduk kekinian di Pungnammun Gate Kami hanya parkir di depannya lalu berjalan kaki ke arah Hanok Village melalui Katedral Jeongdong yang keren. Nggak kebayang sebelum

Main ke Jeonju, kota kelahiran para raja (part 2)

Image
Sudah sempat baca tulisan sebelumnya? Bisa cekidot di  sini  ya. Kemarin kami masih main-main salju di Muju, masuk Jeonju malam hari. Jadi belum sempat menikmati Hanok Village edisi terang benderang. Niatannya mau sewa hanbok lalu lucu-lucuan keliling Hanok Village, lagi mau norak dan ngikut mainstream. Tapi kok ya pagi ini, sudah jam 9, Hanok Village-nya sepi? Akhirnya kami putuskan untuk lucu-lucuannya di mural village dulu. Menurut peta yang disediakan host penginapan, posisinya ggak terlalu jauh dari tempat kami menginap. Suhunya tapi mulai nggak lucu, dingin! Pakaian berlapis, syal, penutup telinga dan sarung tangan menjadi senjata perang. Rupanya memang tidak jauh, di atas permukaan Hanok Village. Nama resmi kampung di bukit ini adalah Jaman Byeokhwa Maeul, alias Jaman Mural Village. Dari kejauhan memang sudah terlihat warna-warninya. Dan saat sudah dekat, kami berdua, emak-emak yang escape sejenak dari anak masing-masing, seakan lupa kalau kami adalah emak-emak dan manus

Main ke Jeonju, kota kelahiran para raja (part 1)

Image
Sejak awal tinggal di Korsel sini, saya selalu mendengar lezatnya Bibimbap asal Jeonju. Konon, masakan tradisional Korea ini paling enak ya di Jeonju. Ketika digali lebih jauh ke sumber berita (biasanya teman-teman yang asli orang Korea), nggak hanya Bibimbap, tapi semua masakan Korea di Jeonju rasanya enak! Rupanya wilayah Jeollabuk-do, propinsi yang menaungi Jeonju ini, memang terpilih sebagai kota kreatif untuk urusan gastronomi di Korea, bahkan menjadi bagian dari jaringan kota kreatif ala UNESCO.  Menurut saya sih ini hebat ya... mengandalkan tradisi, spesifik pula (gastronomi), untuk memajukan wilayahnya. Tapi mengingat di kota ini tidak ada pabrik (seperti umumnya kota lain di Korea), pergerakan tubuh di kota ini cenderung selow.. kok ya mengingatkan saya pada kota Solo. Nggak hingar bingar, serba buru-buru, dsb.  Jangan sedih! Justru bagi Jeonju, menjadi berbeda dengan mentalitas orang Korea yang maunya serba cepat, adalah kekhasan wilayah mereka. Bahkan Siput, yes, hew

Seoul Series : Samcheong-dong

Image
Posting ini adalah lanjutan dari seri Seoul Stories yang sudah sempat dibuat intronya di sini .  Tapi saya buat backdated sesuai tanggal kedatangan ke area sini, biar nggak bingung, winter kok ada daun kuning? hahaha..  ==  Samcheong-dong masih masuk area Jongno-gu, berarti dekat dengan istana-istana dan area historis lainnya. Kawasan ini disebut samcheong, atau 3 hal baik ( Sam = 3, Cheong = bersih/bagus), karena mengandung 3 hal yang ada di sini: air bersih, wilayah kaki gunung yang indah serta warganya yang ramah.  Jadi kebayang dong waktu jalan menyusuri jalanan hingga gang di Samcheong-dong ini rasanya menyenangkan? Udara segar dan pepohonan warna-warni jadi hiasan cantik saat saya ke sana di musim gugur lalu. Tambahan lagi, berada di daerah historis, masih banyak bangunan yang beratap ala hanok, berunsur kayu dan batu. Cwantik!! Pantes aja banyak yang menyewa baju hanbok dan keliling sampai Samcheong ini, karena banyak spot kece sebagai backgroundnya.  Daaaan.. sepe

Mom and Kids Trip : Tokyo - Osaka on Plane

Image
This could be the least preferred way, or popular way to reach Osaka from Tokyo.  Most sites and friend will tell you to take JR Shinkansen railway which will take approx. 3 hr 46 mins between those cities.  Without JR Pass, the cost will be about 14,000 JPY.  Well, JED is quite fed up taking railway for the past 4 days in Tokyo. So the fact I decided to get last minute booking on a place was excited for them. It cost us 4,500 JPY each person to fly the budget airlines, Peach Air. Bear in mind that we also need to pay another 2,500 JPY to take Narita Express from Shinjuku.  We book and have the QR code by email. Then we easily use this check in machine at the airport. No checked in baggage.  The one hour journey was good. Cabin is just a common budget airlines cabin where you need to purchase your own consumables on board.  On board, you can purchase a discounted express train to Namba station. Actually it was tempting cos our hotel is in Namba. But, sinc

Universal Studios Japan bareng JED

Image
Tujuan utama kami ke Osaka memang datengin Universal Studios Japan (USJ). Sebab konon apapun yang dibuat di Jepang lebih keren, lebih cakep dan lebih lebih lainnya. So our expectation is quite high, dibandingkan franchise yang sama di Singapore. Apalagi di sini ada Harry Potter dan Hogwarts school-nya! Berhubung kita ke Jepang hanya ber-4 tanpa babe, tentunya nggak mau melewatkan USJ (yang kemungkinan Dave misuh-misuh kalo diajak ksini). Untuk ke USJ cukup mudah dijangkau karena ada jalur keretanya. Kami kesiangan dari hotel (pengen dateng awal biar nggak antri di Hogwarts, tapi tetep gagal). USJ buka jam 8.30am dan kami jam segitu masih di Namba! Jadilah 'iseng' naik taksi yang akhirnya terbukti memang luar biasa mahalnya. Nggak lagi-lagi deh. Hari yang cerah di USJ JED sbenernya kurang gaul dengan tokoh-tokoh yang kekinian, termasuk yang ada di USJ ini. Mereka nggak mudeng banyak film yang dikemas jadi permainan. Mungkin itu dia faktor yang membuat USJ ini ku